Jumat, 30 September 2011

Cara Merawat Kelinci Dengan Baik dan Benar

Bukasanabukasini Kelinci adalah hewan peliharaan yang banyak digemari. Karena ukuran badannya yang mungil, lucu, imut dan menggemaskan, dan juga bulunya yang halus dan tebal, tentunya tidak heran saat ini masih banyak penggemarnya. Bahkan kelinci bisa dikembangbiakkan dan juga menjadi peluang bisnis yang sangat menguntungkan. Untuk postingan kali ini edisi khusus bagi penghobi, atau penggemar yang sangat mencintai dan menyayangi hewan yang satu ini. Yang sangat penting dalam pemeliharaan kelinci adalah perawatan yang teratur. Seperti apa? Klik disini.
Bukasanabukasini.



Kandang
Kandang kelinci haruslah aman dari berbagai cuaca seperti panas, dingin, angin dan lembab. Keadaan lantai kandang harus selalu kering dan nyaman bagi kelinci, serta menyediakan tempat sanitasi atau tempat kotoran kelinci. 
Hindari menempatkan kelinci dalam jumlah banyak dalam kandang yang sempit, jadi harus dikira-kira dalam penempatan jumlah kelinci sesuai luas kandangnya.


Makanan
Dalam memberikan sayuran jangan dalam bentuk “segar” pastikan harus dalam keadaan layu dan tidak busuk (jangan diberikan langsung dari lemari es).Proses pelayuan berguna untuk mempertinggi kadar serat kasar,juga untuk menghilangkan getah atau racun yang dapat menimbulkan kejang-kejang atau mencret (kecuali kelinci anda makan tumbuh-tumbuhan dari alam bebas) 
Untuk makanan tambahan bisa anda berikan pur burung berkicau (ukuran pemberian 70% sayuran 30% pur burung) atau bisa diberikan dedak yang dicampur dengan nasi,berbagai macam sayuran diberi air sedikit-diaduk lalu diberikan ke kelinci

Ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan dalam melakukan perawatan kelinci selain memperhatikan kandang dan makanannya, Antara lain :
Sebaiknya kelinci dilepas di halaman, biarkan mereka bermain dengan sambil melahap makanan mereka, dan dimasukkan kembali ke dalam kandang pada sore hari.
Kelinci muda atau masih kecil, sebaiknya jangan terlalu banyak digendong atau dipegang-pegang, hal ini akan membuat kelinci menjadi stres..

Baca juga postingan kami mengenai beberapa penyakit pada kelinci, Jenis – jenis ras kelinci, dan juga foto – foto kelinci yang tentunya imut – imut dan menggemaskan.  ^_^

Baca Selengkapnya......

Kamis, 29 September 2011

Olahraga Dapat Memperpanjang Umur

BukasanabukasiniSebuah studi di Taiwan menemukan bahwa hanya dengan berolahraga atau melakukan latihan ringan selama 15 menit, bisa memperpanjang hidup hingga tiga tahun. Ini mematahkan pemahaman orang selama ini kalau standar berolahraga minimal 30 menit sehari atau lima hari seminggu.
Bukasanabukasini.

Chi Pang Wen, pimpinan peneliti dari Lembaga Penelitian Kesehatan Nasional Taiwan mengatakan, dengan berolahraga 15 menit sehari seperti jalan cepat akan sangat menguntungkan siapa pun.
"Ini untuk pria, wanita, perokok muda dan tua, orang sehat dan tidak sehat. Cara ini paling tepat buat semuanya," kata Wen, sebagaimana dilansir dari reuters.

Wen dan rekan, yang menerbitkan temuan mereka di jurnal medis The Lancet telah melakukan penelitian terhadap 416.000 peserta selama 13 tahun. Peneliti menganalisis catatan kesehatan dan melaporkan tingkat aktivitas fisik setiap tahun.

Setelah memperhitungkan perbedaan usia, berat badan, jenis kelamin dan berbagai indikator kesehatan yang berhubungan, mereka menemukan bahwa hanya dengan 15 menit berolahraga ringan sehari dapat meningkatkan harapan hidup tiga tahun dibandingkan dengan mereka yang tetap tidak aktif.
"Olahraga 15 menit pertama, manfaatnya sangat besar," kata Wen. "Kami berharap temuan ini akan membuat olahraga lebih menarik bagi orang yang tidak aktif, bahwa mereka dapat mengalokasikan 15 menit sehari, bukan 30 menit," kata Wen. 

Semoga Anda panjang umur...  ^_^

Baca Selengkapnya......

Cara Curang Bermain Plants Vs Zombies

BukasanabukasiniPlants Vs Zombies adalah sebuah game ringan yang diproduksi oleh PopCap Inc. Bertemakan sebuah rumah yang diserang oleh puluhan zombie yang menyeramkan lucu, dan zombie tersebut harus dimushakan dengan cara kita diharuskan untuk menanam tanaman yang memang dikhususkan untuk menyerang zombie-zombie lucu tersebut. Tanaman tersebut membutuhkan matahari(sun point) sebagai syarat utama kita untuk dapat menanam tanaman-tanaman tersebut, setiap tanaman memiliki total sun point yang berbeda.
Bukasanabukasini.

Cara mendapatkan “Si matahari” tersebut adalah dengan cara menangkap matahari yang jatuh atau kita menanam tanaman sunflower (membutuhkan sunpoint 50). Itu cara secara sportif, secara tidak sportifnya macam mana? Ya.. dengan cara curang tentunya
Oke, berhubung kita akan “main belakang”, berikut ini adalah tata cara bermain Plants vs Zombies secara curang, sebelumnya kita perlu download aplikasi Cheat Engine*. Dapat diunduh diSini. Setelah itu install seperti biasa.


Oke, let’s cheat play
Pertama-tama buka permainan seperti biasa, pilih tanaman seperti biasa, secara default, sunpoint berada di point 50, seperti gambar di bawah ini:







Nah, minimize si aplikasi dengan menekan tombol ALT+TAB, lalu aktifkan aplikasi Cheat Engine yang sudah di download tadi, maka akan muncul tampilan seperti berikut:




Cari proses dari “PlantsVsZombies.exe”, lalu masukkan angka sunpoint yang ada(50) pada kolom value lalu klik First Scan, dan taarraaa...



Hayo tebak, pada register mana si sunpoint tersebut tersimpan, ada banyak kan? Jangankan anda, saya juga tidak tahu mana yang register untuk si sunpoint. Hehehe..  Maka dari itu kita perlu cari tahu. Caranya, kembali ke permainan, kurangi si sunpoint-nya, seperti ini contohnya:




Nah, setelah saya tanam pohon teratai tersebut, otomatis si sunpoint berkurang jadi 25 kan? Oke, minimize lagi dan kembali ke si Cheat Engine. Masukkan angka 25 di kolom value, lalu klik Next Scan, hasilnya akan seperti berikut:




Nah, sekarang kita tahu, bahwa si register untuk sunpoint berada di alamat “1363b090″ dengan nilai “25″ itu bisa anda salin di Add address manually, lalu muncul kolom dibawahnya,  sekarang di kolom yang bawah itu, klik kanan > Change Record > Value dan akan keluar tampilan seperti ini:




Nah, nilai (value) ini adalah nilai untuk si sunpoint itu sendiri, silahkan ganti sesuai selera setelah itu klik OK, dan jangan lupa untuk centangkan pada kolom pilihan “Frozen agar nilai ini tidak berubah.



Kembali ke permainan, maka sekarang anda akan melihat bahwa nilai sunpoint sudah berubah. :))



Dan dengan cara ini pula bukan tidak mungkin lagi menanam tanaman penyerang sebanyak ini :[]



Jujur, saya sendiri sebenarnya suka dengan permainan ini, saya biasa memainkannya saat sedang santai. Tapi tanpa bermain curang lho.. ya kalo ga kepepet. Hehehe..

Selamat bercurang Bermain...



Baca Selengkapnya......

Sabtu, 17 September 2011

Trik Merawat Rambut Indah Ala Salon

Bukasanabukasini - Harus diakui, rambut memang terlihat lebih cantik sehabis melakukan perawatan di salon. Itu karena para pekerja salon punya beberapa trik membuat rambut jadi indah dalam waktu singkat. Tapi kalau kita keseringan ke salon,, huhuhu… Kasian juga khan uang kita cepat habisnya. Nah ini beberapa trik yang kami dapatkan dari beberapa salon yang telah kami rangkum. Mari contek trik mereka.
Bukasanabukasini.
1. Pilih shampo dengan busa sedikit
Banyak busa bukan berarti lebih bersih. Shampo yang menghasilkan banyak busa biasanya mengandung banyak formula pelembap yang bisa tertinggal dan mengendap di rambut dan kulit kepala. Akibatnya, rambut jadi lebih cepat kotor dan terasa berminyak.


2. Akhiri dengan air dingin
Meskipun Anda sedang keramas dengan air hangat, usahakan membilas rambut dengan air dingin sebelum Anda keluar dari kamar mandi. Air dingin akan menutup kutikel dan membuat rambut Anda terlihat lebih berkilau.


3. Selang-seling hair dryer
Agar rambut Anda terlihat lebih tebal dan bervolume, lakukan trik ini saat mengeringkan rambut dengan hair dryer. Gunakan sisir bulat berukuran besar untuk mem-blow satu bagian rambut dari akar sampai ujung, dengan hair dryer panas. Saat sisir sudah sampai ke ujung bawah rambut, tahan dalam posisi seperti itu, dan pindahkan hair dryer ke setting "cool", atau matikan hairdryer dan biarkan selama 5 detik.


4. Jangan bungkus dengan handuk

Membungkus rambut Anda dengan handuk setelah mandi memang akan membuatnya cepat kering. Tapi permukaan kasar handuk akan bergesekan dengan kutikel rambut, dan akibatnya rambut jadi mencuat kesana kemari. Cara paling benar adalah memeras lembut rambut untuk membuang air keramas, lalu biarkan terkena angin selama 10 menit sebelum dikeringkan dengan hair dryer.

5. Pakai produk 10 menit sebelum menata rambut
Jika Anda biasa memakai produk (gel, styling cream, dsb) sebelum mengeriting, meluruskan, atau mem-blow rambut, pakailah produk tersebut 10 menit sebelum rambut ditata, untuk memberi waktu produk tersebut meresap ke dalam rambut dan berfungsi lebih baik.



Selamat mencoba.

Baca Selengkapnya......

Selasa, 06 September 2011

Sejarah Purna Paskibraka Indonesia (PPI)

Bukasanabukasini - Cikal bakal berdirinya organisasi alumni Paskibraka sebenarnya dimulai secara nyata di Yogyakarta. Pada tahun 1975, sejumlah alumni (Purna) Paskibraka tingkat Nasional yang ada di Yogya, berkeinginan untuk mendirikan organisasi alumni, lalu mereka menyampaikan keinginan itu kepada para pembina di Jakarta. Para pembina lalu menawarkan sebuah nama, yakni REKA PURNA PASKIBRAKA yang berarti ikatan persahabatan para alumni Paskibraka.
Bukasanabukasini. (Lambang PPI).
Tapi, di Yogya nama itu kemudian digodok lagi dan akhirnya disepakati menjadi PURNA EKA PASKIBRAKA (PEP) Yogyakarta, yang artinya wadah berhimpun dan pengabdian para alumni Paskibraka. PEP di Yogya resmi dikukuhkan pada 28 Oktober 1976. Seiring dengan itu, para alumni Paskibraka di Jakarta kemudian meneruskan gagasan pendirian organisasi REKA PURNA PASKIBRAKA (RPP). Sementara di Bandung, berdiri pula EKA PURNA PASKIBRAKA (EPP). Namun, dalam perkembangannya, ketiga organisasi itu belum pernah melakukan koordinasi secara langsung untuk membentuk semacam forum komunikasi di tingkat pusat. Sementara itu, di daerah lain belum ada keinginan untuk membentuk organisasi, karena jumlah alumninya masih sedikit – berbeda dengan Jakarta, Bandung dan Yogya yang menjadi kota tujuan para alumni Paskibraka untuk melanjutkan sekolah. Sampai awal 80-an, alumni Paskibraka di daerah lain hanya dibina melalui Bidang Binmud Kanwil Depdikbud. Mereka selalu dipanggil sebagai perangkat dalam pelaksanaan berbagai upacara dan kegiatan. Mereka dilibatkan dalam kegiatan pembinaan generasi muda, karena dianggap potensial sesuai predikatnya.


Tahun 1980, Direktorat Pembinaan Generasi Muda (PGM) berinisiatif untuk mendayagunakan potensi alumni berbagai program yang telah dilaksanakan, termasuk program pertukaran pemuda Indonesia dengan luar negeri (saat itu baru CWY atau Indonesia-Kanada dan SSEAYP atau Kapal Pemuda ASEAN-Jepang). Organisasi itu diberi nama PURNA CARAKA MUDA INDONESIA (PCMI). Maka, selain di Jakarta, Bandung dan Yogya, seluruh Purna Paskibraka di daerah lainnya digabungkan dalam PCMI. Hal itu berlangsung sampai tahun 1985, ketika Direktorat PGM ”menyadari” bahwa penggabungan Purna Paskibraka dengan alumni pertukaran pemuda bukanlah sebuah pilihan yang tepat. Karena itu, sebagai hasil dari Lokakarya Pembinaan Purna Program Binmud di Cisarua, Bogor —yang dihadiri oleh para Kabid Binmud seluruh Indonesia serta para alumni Paskibraka dan pertukaran pemuda— dikeluarkan SK Dirjen Diklusepora No. Kep.091/ E/O/1985 tanggal 10 Juli 1985 yang memisahkan para alumni dalam dua organisasi, masing-masing PCMI untuk alumni pertukaran pemuda dan PURNA PASKIBRAKA INDONESIA (PPI) untuk alumni Paskibraka. Dengan alasan untuk menjaga agar keputusan itu tidak ”mencederai hati” para Purna Paskibraka yang telah lebih dulu mendirikan PEP, RPP dan EPP, maka ditetapkanlah bahwa PPI adalah organisasi binaan Depdikbud yang bersifat regionalprovinsial. Artinya, organisasi itu ada di tiap provinsi namun tidak mempunyai Pengurus di tingkat pusat. Itu, sebenarnya sebuah pilihan yang sulit, bahkan ”absurd”. Bagaimana sebuah organisasi bernama sama dan ada di tiap provinsi tapi tidak mempunyai forum komunikasi dan koordinasi di tingkat pusat. Ternyata, hal itu dipicu oleh kekhawatiran organisasi kepemudaan ”tunggal” asuhan pemerintah yang melihat PPI adalah sebuah ancaman. Namun, dengan kegigihan para Purna Paskibraka yang ada di Jakarta, akhirnya kebekuan itu dapat dicairkan. Empat tahun harus menunggu dan bekerja keras untuk dapat menghadirkan Pengurus PPI daerah dalam sebuah Musyawarah Nasional (Munas). Tanggal 21 Desember 1989, melalui Munas I di Cipayung, Bogor, terbentuklah secara resmi PPI Pusat, lengkap dengan perangkat Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).

Sumber    : Bulletin Paskibraka 78, Edisi Oktober 2007

Baca Selengkapnya......

Senin, 05 September 2011

Husein Mutahar, Bapak Tujuhbelas Agustus

Bukasanabukasini Bagi kawan - kawan Paskibraka pastinya tidak asing lagi mendengar nama Bapak yang satu ini. Yap.. Bapak Husein Mutahar, atau biasa dijuluki Bapak Tujuhbelas Agustus. Teman - teman tahu tidak jasanya selain pelopor Paskibraka, apa lagi ya yang dilakukan oleh Bapak Mutahar pada masanya?? Ok, kita simak Artikel kali ini akan mengupas secara dalam mengenai jasa beliau. Langsung saja.. >>>
Bukasanabukasini. (Mayor (L) Husein Mutahar).


Sabtu pagi di Istana Merdeka, ada pemandangan yang unik terjadi pada hari 1 Maret 1969. Tiga orang putra terbaik dilantik oleh Presiden Soeharto menjadi duta besar untuk negara-negara sahabat. Apanya yang unik? Satu dari tiga orang itu, ada satu pria unik yang tak pernah jadi diplomat sebelumnya. Sebaliknya, dia lebih banyak berada di Indonesia dalam karya dan jasa di bidang-bidang lain bagai kutu loncat.


Dia pernah bertempur melawan Belanda di Semarang dalam “Pertempuran Lima Hari”, pernah jadi supir Presiden Soekarno, dinobatkan sebagai pendiri kepanduan Indonesia, jago menciptakan lagu-lagu himne perjuangan yang pilu tetapi membakar, pinter table manner dalam mengelola rumah tangga istana kepresidenan di Jogjakarta, pernah jadi pelaut dan banyak lagi talentanya bagaikan aktor terkenal Peter O’Toole yang suka gonta ganti wajah.
Pria berhidung mancung ini memiliki profesi bermacam-macam, tetapi karir tertingginya, ya jadi duta besar Indonesia untuk Tahta Suci di Vatikan. Dalam masa jabatan sebagai wakil rakyat Indonesia di pusat gereja Katolik sedunia itu, dia mengatur kunjungan pertama kalinya seorang paus datang ke Indonesia, Paus Paulus VI, tahun 1970 dan mempersiapkan dengan kedatangan Presiden Soeharto pertama dan terakhir kalinya ke St. Peters (Gereja Santo Petrus) tahun 1971.
St. Petrus.
Jabatan yang dia emban itu sebelumnya pernah dijabat oleh ayah kandung Chandra Darusman itu (Busono Darusman adalah duta besar Indonesia untuk Vatikan antara 1960-1962) dan tokoh Negara Pasundan terkenal, Djoemhana Wiriatmadja di awal 1950-an. Bahkan tahun 1990, pos ini pernah diisi oleh Presiden Soeharto dengan orang yang paling dipercayainya, yaitu penterjemah presiden yang selalu nguping setiap pembicaraan presiden dengan tokoh-tokoh dunia selama lebih 20 tahun, Widodo Susetyo.
Namun yang paling penting, Mutahar yang menjadi duta besar di Vatikan selama 4 tahun, adalah arsitek pembentukan pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) yang hadir di setiap perayaan 17an di istana kepresidenan, dan ditiru sampai tingkat yang lebih rendah, dari upacara 17an di gubernuran, kabupatenan, kecamatan, kelurahan, instansi pemerintah dan upacara-upacara wajib di sekolah. Tata cara pengibaran bendera pusaka yang kita kenal hingga sekarang ini adalah karya tata olah gerak Mutahar.
Lalu apa sebenarnya peran dan jasa Kak Mut bagi proklamasi? (panggilan akrab Husein Mutahar dalam tradisi gerakan kepanduan Indonesia atau Pramuka yang dia dirikan) Wuaaaaaaaaaaaahh…lupa tuh! Mana ada yang mau ingat apa yang telah dilakukan secara heroik oleh pria keturunan Arab ini? Apalagi menghargai jasanya pada proklamasi? Waktu dia wafat saja tahun 2004 (dalam usia 88 tahun), pengantarnya naik Kopaja (sejenis Metro Mini) sewaan, bukan bis mewah ber-AC menuju ke pemakaman yang terkenal dengan urban legend pastur kepala buntung, di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Padahal dia berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan!
“Dengan ini saya mengangkatmu sebagai letnan”, kata Soekarno kepada Mutahar, yang diangkat sebagai ajudan presiden pada masa ibukota di Jogjakarta. Soekarno sangat membutuhkan seorang yang pandai mengatur protokol kepresidenan saat krtitis itu. Pilihan jatuh ke Mutahar. Namun pengangkatan Mutahar “diprotes” oleh orang dalam istana. “Masak ajudan Ratu Juliana dengan 10 juta rakyat pangkatnya kolonel, kok Presiden Soekarno dengan70 juta rakyat cuma letnan?”.
Satu setengah jam setelah Mutahar diangkat sebagai letnan, Soekarno memanggilnya. “Mulai sore ini engkau jadi Mayor”, kata Soekarno singkat. Jadilah Mutahar orang tercepat karirnya dalam dunia militer Indonesia.
Mutahar sangat teliti dalam menata hal-hal pernik perintil kecil-kecil. Makanya Soekarno mempercayainya menata protokol pengibaran bendera pusaka Merah Putih untuk dikibarkan pertama kalinya, pada perayaan HUT RI Pertama 1946 di Jogjakarta hingga sekarang. Karena dalam keadaan genting dan kritis, Soekarno tak punya pengalaman bagaimana caranya merayakan pertama kalinya HUT RI. Ya, Mutaharlah arsiteknya hingga tata cara perayaan tujuhbelasan kita lakukan sampai kini.
Paskibraka.
Bahkan lebih dari itu, ketika negara RI hampir mati di serang Belanda pada 19 Desember 1948 (RI sudah mampus bagi Belanda saat itu), Soekarno mempercayai sepenuh hati kepada Mutahar untuk menjaga bendera pusaka yang pertama kali dikibarkan pada 17 Agustus 1945. “Jaga bendera ini dengan nyawamu”, pesan Soekarno sebelum dibuang ke Bangka dan Prapat oleh Belanda.
Begitu setianya dengan pesan Soekarno untuk menjaga bendara pusaka dengan nyawanya, terpaksa bendera itu pernah terpisah dua untuk segi keamananan. Terobek antara merah dan putih. Takutnya tentara Belanda tahu, pasti akan dimusnahkan, karena kain jelek itu adalah simbol suci negara RI.
Suatu hari di tahun 1949, Mutahar secara misterius dan penuh ketakutan akan kejaran tentara Belanda, menyerahan amanat titipannya itu kepada Dr. Soeharto, dokter pribadi Soekarno, di rumah sang dokter di Jalan Kramat 128, Jakarta Pusat. Dan sang dokter menyimpannya di dua tempat terpisah, agar mengelabui tentara Belanda yang hobinya gledah menggledah rumah siapa saja yang dicurigai.
Mutahar pun pernah mengambil bendera pusaka itu dan menyembunyikan di tempat lain dengan berpindah-pindah, agar tak dirampas Belanda. Sampai akhirnya, ketika Soekarno kembali ke Jakarta pada 29 Desember 1949, setelah minggat 4 tahun ke Jogjakarta, Bendera Pusaka dibawa kembali bagaikan benda suci. Nah, Bendera Pusaka itu dijahit kembali oleh Mutahar dengan teliti, persisi pada lubang-lubang jarum yang sama seperti pertama kali dijahit Ibu Fatmawati. Woooh… teliti sekali…!!!!
Peran Mutahar yang dipercayai Soekarno karena piawai dalam soal protokuler resmi kenegaraan, sama dengan peran yang dijalani oleh Joop Ave dalam kepiawaian protokuler dan kehumasan di jaman Presiden Soeharto. Kehebatan Joop Ave dalam hal itu, membuat dia disayangi oleh Soekarno dan Soeharto. Bahkan Ratu Elizabeth II pernah memuji cara kerja Joop Ave, seolah sang ratu iri ingin memilikinya.
Mutahar dan Joop Ave.
Tapi, Mutahar lebih dari Joop Ave. Ketika tahun 1944 dia menciptakan lagu himne “Syukur”, yang dia ciptakan untuk kemerdekaan Indonesia yang sudah dekat menurut penerawangannya. Lebih dari itu, pernah di masa revolusi, Mutahar kebelet ke toilet di Hotel Garuda, Jogjakarta (dia sekamar dengan Hoegeng, kelak jadi kapolri terbersih). Dalam toilet itu, dia tak hanya menuangkan,maaf ,hajatnya, tapi juga menuangkan ide brilyannya: sebuah lagu perjuangan terkenal tercipta dari toilet. Terdengar seperti lelucon.. Tapi itulah fakta sejarahnya.
Hotel Garuda, Jogjakarta.
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka
Nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia…
MERDEKAAAAA….

Semoga artikel ini dapat menumbuhkan rasa peduli kita terhadap Tanah Air tercinta, Indonesia. Rasa bangga terhadap pahlawan, dan rasa bangga terhadap Paskibraka. Mohon maaf jika ada kesalahan ketik.. komentar dari teman - teman sangat berguna bagi kemajuan Blog ini. Suksma (dalam bahasa Bali yang artinya Terima kasih). ^_^
SUMBER:
1. Saksi Sejarah, DR. Soeharto, PT Gunung Agung, Jakarta, 1982.
2. Kesaksian Tentang Bung Karno 1945-1967, H. Mangil Martowidjojo, Grasindo, Jakarta, 1999
3. Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973, Team Dokumentasi Presiden RI,
PT Citra Kharisma Bunda, Jakarta, 2003.

Baca Selengkapnya......

Percobaan Pembentukan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka

Percobaan Pembentukan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka Tahun 1967 dan Pasukan Pertama Tahun 1968

Bukasanabukasini - Pada tahun 1967, Bapak Husein Mutahar dipanggil oleh Presiden Soeharto untuk menangani lagi masalah pengibaran Bendera Pusaka. Dengan ide dasar dan pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, beliau kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok, yaitu :
Bukasanabukasini.

-      Kelompok 17- PENGIRING/PEMANDU
-      Kelompok 8 - PEMBAWA/INTI
-      Kelompok 45- PENGAWAL
Ini merupakan simbol/gambaran dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia: 17 Agustus 1945 (17-8-45). Pada waktu itu, dengan situasi dan kondisi yang ada, beliau melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/ Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran Bendera Pusaka. Semula, rencana beliau untuk kelompok pengawal 45 akan terdiri dari para mahasiswa AKABRI (generasi muda ABRI •sekarang TNI), tetapi libur perkuliahan dan transportasi Magelang - Jakarta menjadi kendala, sehingga sulit dilaksanakan. Usul lain untuk menggunakan anggota Pasukan Khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, MARINIR. dan BRIMOB) juga tidak mudah. Akhirnya, kelompok pengawal 45 diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi dan sekaligus mereka bertugas di Gedung Istana, Jakarta.

Pada tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar Bendera Pusaka adalah para pemuda utusan provinsi. Akan tetapi, provinsi - provinsi belum seluruhnya mengirimkan utusan, sehingga masih harus ditambah oleh mantan anggota pasukan tahun 1967. Tahun 1969 karena Bendera Pusaka kondisinya sudah terlalu tua sehingga tidak mungkin lagi untuk dikibarkan, dibuatlah duplikat Bendera Pusaka. Untuk dikibarkan di tiang 17 m Istana Merdeka, telah tersedia bendera merah putih dan bahan bendera (wol) yang dijahit 3 potong memanjang kain merah dan 3 potong memanjang kain putih kekuning-kuningan.
Bendera Merah Putih Duplikat Bendera Pusaka yang akan dibagikan ke daerah terbuat dari sutra alam dan alat tenun asli Indonesia, yang warna merah dan putih langsung ditenun menjadi satu tanpa dihubungkan dengan jahitan dan warna merahnya cat celup asli Indonesia. Pembuatan Duplikat Bendera Pusaka ini dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tekstil Bandung dibantu PT Ratna di Ciawi Bogor. Dalam praktik pembuatan Duplikat Bendera Pusaka, sukar untuk memenuhi syarat yang ditentukan Bapak Husein Mutahar karena cat asli Indonesia tidak memiliki warna merah bendera yang standar dan pembuatan dengan alat tenun bukan mesin memerlukan waktu yang lama.

Tanggal 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta, berlangsung upacara penyerahan Duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan Reproduksi Naskah Proklamasi oleh Presiden Soeharto kepada Gubernur seluruh Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar di seluruh Ibukota Propinsi dapat dikibarkan Duplikat Bendera Pusaka dan diadakan pembacaan naskah Proklamasi bersamaan dengan upacara peringatan Hari Proklamasi 17 Agustus di Istana Merdeka Jakarta. Selanjutnya, Duplikat Bendera Pusaka dan Reproduksi Naskah Proklamasi juga diserahkan kepada Kabupaten-Kota dan perwakilan-perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.

Bendera duplikat (yang dibuat dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik indonesia, tanggal 17 Agustus 1969, sedangkan Bendera Pusaka terlipat dalam kotak bertugas mengantar dan menjemput Bendera Duplikat yang dikibarkan/diturunkan.

Pada tahun 1967 s.d. tahun 1972, anggota Pasukan Pengibar Bendera adalah para remaja SMA setanah air Indonesia, yang merupakan utusan dari 26 provinsi di Indonesia. Setiap provinsi, diwakili oleh sepasang remaja yang, dinamakan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka. Pada tahun 1973, Bapak Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk anggota pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan Paskibraka. Pas berasal dari Pasukan, dan kib; berasal dari pengibar, ra berasal dari bendera dan ka dari pusaka. Mulai saat itu, singkatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka adalah Paskibraka.

(dikutip dari Buku Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Paskibraka 2010 oleh Kemenpora RI).

Baca Selengkapnya......

Pengibaran Bendera Merah Putih di Gedung Agung Yogyakarta

Bukasanabukasini - Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-2 Kemerdekaan Republik Indonesia, Presiden Soekarno memanggil salah seorang ajudan beliau, yaitu Mayor (L) Husein Mutahar. Selanjutnya, Presiden Soekarno memberi tugas kepada Mayor (L) Husein Mutahar untuk mempersiapkan dan memimpin upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 1946, di halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta.
Bukasanabukasini.

Bapak Husein Mutahar berpikir bahwa untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa, pengibaran Bendera Pusaka sebaiknya dilakukan oleh para pemuda se-Indonesia. Kemudian, beliau menunjuk 5 orang pemuda yang terdiri atas 3 orang putri dan 2 orang putra perwakilan daerah yang berada di Yogyakarta untuk melaksanakan tugas. Lima orang tersebut merupakan simbol dari Pancasila. Salah seorang dari pengibar bendera tersebut adalah Titik Dewi pelajar SMA yang berasal dari Sumatera Barat dan tinggal di Yogyakarta.

Pengibaran Bendera Pusaka ini kemudian dilaksanakan lagi pada peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 1947 dan tangga 17 Agustus 1948 dengan petugas pengibar bendera tetap orang dari perwakilan daerah lain yang ada di Yogyakarta.

Pada tanggal 6 Juli 1949, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta beserta beberapa pemimpin Republik Indonesia lainnya, tiba kembali di Yogyakarta dari Bangka dengan membawa serta Bendera Pusaka. Pada tanggal 17 Agustus 1949, Bendera Pusaka kembali dikibarkan pada upacara peringatan detik-detik Proldamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di depan Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta. Tanggal 27 Desember 1949, dilakukan penandatanganan. naskah pengakuan kedaulatan di negeri Belanda dan penyerahan kekuasaan di Jakarta. Sementara itu Di Yogyakarta, dilakukan penyerahan kedaulatan dari Republik Indonesia kepada Republik Indonesia Serikat. Tanggal 28 Desember 1949, Presiden Soekarno kembali ke Jakarta untuk memangku jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat.

Setelah empat tahun ditinggalkan, Jakarta kembali menjadi Ibukota Republik Indonesia. Pada hari itu, Bendera Pusaka Sang Merah Putih dibawa ke Jakarta. Untuk pertama kali, peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 1950, diselenggarakan di Istana Merdeka Jakarta. Bendera Pusaka Sang Merah Putih berkibar dengan megahnya di tiang 17 m dan disambut dengan penuh kegembiraan oleh seluruh bangsa Indonesia. Regu-regupengibar dari tahun 1950-1966 dibentuk dan diatur oleh Rumah Tangga Kepresidenan.

(dikutip dari Buku Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Paskibraka 2010 oleh Kemenpora RI).

Baca Selengkapnya......

Sejarah Bendera Pusaka Merah Putih

Bukasanabukasini – Mohon maaf bagi teman - teman yang belum sempat membaca ulasan mengenai Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Karena Blog ini masih baru dibuat, jadi untuk sumber - sumber yang mengenai Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia sudah kami rangkum dalam sebuah artikel yang tentunya akan sangat menarik bagi teman - teman untuk membaca. Sejarah sangat penting, apalagi Sejarah mengenai bangsa kita, Indonesia. Langsung saja ketopik bahasan. Selamat membaca.
Bukasanabukasini.


 >> Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945, jam 10.00 pagi, di Jln. Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Setelah pernyataan kemerdekaan Indonesia, untuk pertama kali secara resmi, bendera kebangsaan Merah Putih dikibarkan oleh dua orang muda – mudi yang dipimpin oleh Bapak Latief Hendraningrat. Bendera ini dijahit tangan oleh Ibu Fatmawati Soekarno. Bendera inilah yang kemudian disebut "Bendera Pusaka". Bendera Pusaka berkibar siang dan malam di tengah hujan tembakan, sampai Ibukota Republik Indonesia dipindah ke Yogyakarta. Pada tanggal 4 Januari 1946, aksi teror yang dilakukan Belanda semakin meningkat maka Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta dengan menggunakan kereta api. Bendera Pusaka dibawa ke Yogyakarta dan dimasukkan dalam kopor pribadi Presiden Soekarno. Selanjutnya, Ibukota Republik Indonesia dipindakan ke Yogyakarta.

Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresinya yang ke dua. Pada saat Istana Presiden, Gedung Agung Yogyakarta dikepung oleh Belanda, Bapak Husein Mutahar dipanggil oleh Presiden Soekarno dan ditugaskan untuk menyelamatkan Bendera Pusaka. Penyelamatan Bendera Pusaka ini merupakan salah satu bagian dari sejarah untuk menegakkan berkibarnya Sang Merah Putih di persada bumi Indonesia. Untuk menyelamatkan Bendera Pusaka itu. Agar dapat diselamatkan, Bapak Husein Mutahar terpaksa harus memisahkan antara bagian merah dan putihnya.

Pada saat penyelamatan Bendera Pusaka, terjadi percakapan antara Presiden Soekarno dan Bapak Husein Mutahar. Percakapan tersebut dapat dilihat dalam buku "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat" karangan Cindy Adams. Berikut petikannya: “Tindakanku yang terakhir adalah memanggil Mutahar ke kamarku (Presiden Soekarno, pen.). "Apa yang terjadi terhadap diriku, aku sendiri tidak tahu", kataku ringkas. "Dengan ini, aku memberikan tugas kepadamu pribadi.

Dengan ini, memberikan tugas kepadamu untuk menjaga Bendera kita dengan nyawamu, ini tidak boleh jatuh ke tangan musuh. Di satu waktu, jika Tuhan mengizinkannya engkau mengembalikannya kepadaku sendiri dan tidak kepada siapa pun kecuali kepada orang yang menggantikanku sekiranya umurku pendek. Andaikata engkau gugur dalam menyelamatkan Bendera Pusaka ini, percayakanlah tugasmu kepada orang lain dan dia harus menyerahkannya ke tanganku sendiri sebagaimana engkau mengerjakannya." Mutahar terdiam. Ia memejamkan matanya dan berdoa. Di sekeliling kami, born berjatuhan. Tentara Belanda terus mengalir melalui setiap jalanan kota. Tanggung jawabnya sungguh berat. Akhirnya, ia memecahkan kesulitan ini dengan mencabut benang jahitan yang memisahkan kedua belahan bendera itu.

Akhirnya dengan bantuan Ibu Perna Dinata, benang jahitan di antara Bendera Pusaka yang telah dijahit tangan oleh Ibu Fatmawati berhasil dipisahkan. Setelah bendera menjadi dua, masing-masing bagiannya itu, merah dan putih, dimasukkan pada dasar dua tas milik Bapak Husein Mutahar, Selanjutnya pada kedua tas tersebut, dimasukkan seluruh pakaian dan kelengkapan miliknya. Bendera Pusaka dipisah menjadi dua karena Bapak Mutahar berpikir bahwa apabila Bendera Pusaka merah putih dipisahkan, tidak dapat disebut Bendera, karena hanya berupa dua carik kain merah dan putih. Hal ini untuk menghindari penyitaan dari pihak Belanda.

Setelah Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta ditangkap dan diasingkan, kemudian Bapak Husein Mutahar dan beberapa staf kepresidenan ditangkap dan diangkut dengan pesawat dakota. Ternyata, mereka dibawa ke Semarang dan ditahan di sana. Pada saat menjadi tahanan kota, Bapak Husein Mutahar berhasil melarikan diri dengan naik kapal laut menuju Jakarta.
Di Jakarta, beliau menginap di rumah Sutan Syahrir. Selanjutnya, beliau kost di Jln. Pegangsaan Timur No. 43, di rumah Bapak R. Said Sukanto Tjokrodiatmodjo (Kapolri I). Selama di Jakarta, Bapak Husein Mutahar selalu mencari informasi bagaimana caranya agar dapat segera menyerahkan Bendera Pusaka kepada Presiden Soekarno.

Sekitar pertengahan bulan Juni 1948, pada pagi hari, Bapak Husein Mutahar menerima pemberitahuan dari Bapak Soedjono yang tinggal di Oranye Boulevard (sekarang J1n. Diponegoro) Jakarta. Isi pemberitahuan itu adalah bahwa ada surat pribadi dari Presiden Soekarno yang ditujukan kepada Bapak Husein Mutahar. Pada sore harinya, surat itu diambil oleh beliau dan ternyata memang benar berasal dari Presiden Soekarno pribadi yang pokok isinya adalah perintah Presiden Soekarno kepada Bapak Husein Mutahar supaya menyerahkan Bendera Pusaka yang dibawanya kepada Bapak Soedjono agar Bendera Pusaka tersebut dapat dibawa dan diserahkan kepada Presiden Soekarno di Bangka (Muntok).

Presiden Soekarno tidak memerintahkan Bapak Husein Mutahar datang ke Bangka untuk menyerahkan sendiri Bendera Pusaka itu langsung kepada Presiden Soekarno tetapi menggunakan Bapak Soedjono sebagai perantara. Tujuannya adalah untuk menjaga kerahasiaan perjalanan Bendera Pusaka dari Jakarta ke Bangka. Alasannya, orang-orang Republik Indonesia dari Jakarta yang diperbolehkan mengunjungi tempat pengasingan Presiden Soekarno pada waktu itu hanyalah warga-warga Delegasi Republik Indonesia, antara lain, Bapak Soedjono, sedangkan Bapak Husein Mutahar bukan sebagai warga Delegasi Republik Indonesia.

Setelah mengetahui tanggal keberangkatan Bapak Soedjono, dengan meminjam mesin jahit milik seorang Isteri Dokter, Bendera Pusaka yang terpisah menjadi dua dijahit kembali oleh Bapak Husein Mutahar persis di lubang bekas jahitan aslinya. Akan tetapi, sekitar 2 cm dari ujung bendera ada sedikit kesalahan jahit. Selanjutnva, Bendera Pusaka ini dibungkus dengan kertas koran dan diserahkan kepada Bapak Soedjono untuk diserahkan kepada Presiden Soekarno. Hal ini sesuai dengan perjanjian Presiden Soekarno dengan Bapak Mutahar seperti dijelaskan di atas. Dengan diserahkannya Bendera Pusaka kepada orang yang diperintahkan Bung Karno, selesailah tugas penyelamatan Bendera Pusaka oleh Bapak Husein Mutahar. Setelah berhasil menyelamatkan Bendera Pusaka, beliau tidak lagi menangani masalah pengibaran Bendera Pusaka. Sebagai penghargaan atas jasa menyelamatkan Bendera Pusaka yang dilakukan oleh Bapak Husein Mutahar, Pemerintah Republik Indonesia telah menganugerah-kan Bintang Mahaputera pada tahun 1961 yang disematkan sendiri oleh Presiden Soekarno.

(dikutip dari Buku Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Paskibraka 2010 oleh Kemenpora RI).

Baca Selengkapnya......

Sabtu, 03 September 2011

Rossi Masih Alami Masalah "Gearbox"

Bukasanabukasini, MISANO - Pebalap Ducati, Valentino Rossi, kembali menghadapi persoalan persneling saat tampil di sesi kualifikasi GP San Marino, Sabtu (3/9/11). Imbasnya, "The Doctor" harus puas berada di posisi 11, dan perlu usaha keras jika ingin memuaskan fans di rumahnya tersebut.
Bukasanabukasini.






Dengan demikian, Desmosedici GP11.1 tunggangannya belum "sembuh" dari sakit tersebut. Pasalnya, pekan lalu di Indianapolis, juara dunia tujuh kali MotoGP ini juga mengalami masalah serupa, yang membuatnya terpuruk di urutan 14 saat kualifikasi dan finis di posisi 10 saat balapan.
Ketika melaju, motor Rossi kerab menjadi netral, dan hal ini juga terjadi di Sirkuit Misano saat kualifikasi. Ketidaknyamanan itu membuat juara dunia sembilan kali grand prix ini setidaknya tiga kali berhenti.
Kepada MCN, pebalap Italia ini menjelaskan mengapa dirinya terlalu sering berhenti. Mantan pebalap Honda dan Yamaha ini mengatakan, persoalan gearbox menjadi hal utama dibandingkan dengan rasa pada front-end, yang sudah menghantuinya sejak awal musim 2011.
Pebalap0 berusia 32 tahun ini mengatakan: "Ketika saya keluar jalur, itu karena saya selalu punya masalah dengan gearbox, dan ini seperti yang terjadi di Indianapolis, yaitu giginya netral. Untuk alasan ini, sekarang kami harus memahami apa yang terjadi besok, karena tentu saja jika saya membuat satu kesalahan seperti ini dalam balapan, maka saya akan kehilangan banyak.

"Kami memiliki sebuah masalah, karena gearbox generasi baru belum siap, dan kadang-kadang memiliki masalah dan tetap dalam keadaan netral. Ini adalah satu hal yang harus dikerjakan untuk tahun depan. Mesin pengereman sangat penting, tetapi anda tidak sadar bahwa tiba-tiba saja anda berada di posisi netral. Tidak ada cara untuk menghentikan motor tanpa roda gigi."
Isu lain bagi Rossi, sehingga waktu terbaiknya dalam kualifikasi ini adalah 1 menit 34,676 detik, adalah berkurangnya rasa pada front-end saat melakukana pengereman keras. Maka, tak heran jika dia tertinggal 1,538 detik dari peraih pole position, Casey Stoner.
Meskipun demikian, Rossi merasa dia punya kemungkinan untuk berada di posisi yang lebih baik, yaitu di grid ketiga, jika tidak menemui hambatan. Pasalnya, pada putaran terakhir kualifikasi tersebut, lajunya dihambat oleh Randy de Puniet.

"Hari ini, perasaan dengan motor sedikit lebih baik, tetapi kami tidak beruntung. Kami mungkin bisa berada di posisi yang lebih baik, tetapi pada lap-ku yang bagus, saya melewati de Puniet di tikungan terakhir, dan kehilangan waktu 0,5 detik. Jika tanpa ini, saya mungkin start dari barisan ketiga. Catatan waktu lap itu tidak fantastis, dan terutama karena para pebalap lain sangat cepat.
"Biasanya, saat balapan kecepatan kami agak bagus dan kami bisa memperbaiki posisi. Tetapi tentu saja, ini akan menjadi sebuah balapan yang sulit. Saya selalu memiliki beberapa masalah dengan tekanan bagian depan pada pengeraman keras, sehingga kami akan start dari belakang, dan melihat apa yang terjadi."

Sumber : Kompas.com

Baca Selengkapnya......
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...