Bukasanabukasini,
Den Haag: Kebanyakan
orang yang pulang dari liburan merasa bahwa perjalanan pulang ke rumah jauh
lebih cepat daripada perjalanan pergi. Padahal jarak keduanya sama, namun
perjalanan pulang tampak terasa lebih pendek. Para ilmuwan percaya efek
perjalanan pulang ini tidak disebabkan oleh rute perjalanan pulang yang sudah
dikenal, seperti yang diduga sebelumnya. Tetapi karena harapan yang berbeda.
Bukasanabukasini. |
"Orang-orang sering meremehkan
berapa lama perjalanan yang dibutuhkan untuk pergi keluar dan ini alasan
pengalamannya terasa panjang," kata Peneliti Niels van de Ven, dari
Tilburg University di Belanda, Jumat (2/9).
"Berdasarkan pada perasaan itu,
pelancong mengharapkan perjalanan pulang juga terasa lama juga, dan ini
kemudian ternyata lebih pendek dari yang diharapkan".
Sebuah estimasi waktu perjalanan
yang terlalu optimis mengarah ke ilusi perjalanan pulang yang lebih pendek,
kata para peneliti.
Kesimpulan ini didasarkan pada tiga
studi singkat terhadap 350 orang yang berlibur dengan bus, dengan sepeda, atau
menonton video orang yang naik sepeda. Penelitian ini diterbitkan dalam BuletinSpringers
Psychonomic Bulletin & Review.
Ketika perkiraan durasi
dibandingkan, responden berpikir bahwa perjalanan pulang rata-rata 22 persen
lebih cepat daripada perjalanan pergi. Efek perjalanan pulang itu sangat besar
bagi peserta yang melaporkan bahwa perjalanan awal yang panjang terasa
mengecewakan.
Selanjutnya, ketika satu kelompok
peserta diberitahu bahwa perjalanan mendatang akan tampak panjang, efek
perjalanan pulang menghilang. Ironisnya, memberitahu peserta bahwa perjalanan
mendatang akan menjadi sangat lama memimpin mereka untuk mengalami perjalanan
yang memakan waktu sedikit.
Sampai sekarang, penjelasan populer
untuk perjalanan pulang yang terasa pendek adalah lebih dikenal dan lebih mudah
diprediksi daripada perjalanan pergi. Namun dalam penelitian mereka, para
peneliti menunjukkan bahwa penjelasan ini tidak mungkin.
Asisten penulis Michael Roy, dari
Elizabethtown College di Pennsylvania, mengatakan: "Efek perjalanan pulang
juga ada ketika responden mengambil rute kembali yang berbeda, namun jarak yang
sama". "Anda tidak perlu mengenali rute untuk mengalami efek".
Para peneliti
berharap dapat menjelaskan lebih dari sekadar efek perjalanan pulang.
"Temuan pada efek perjalanan pulang ini dapat membantu kita membuat
prediksi baru tentang bagaimana orang mengalami durasi itu, meskipun mereka
tidak berhubungan dengan perjalanan." kata Profesor van de Ven.
Sumber : LIPUTAN6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih.